Filsafat dakwah adalah filsafat khusus yang berkaitan dengan
dakwah sebagai relasi dan aktualisasi imani manusia dengan agama Islam, Allah
dan alam (lingkungan, dunia).6
Secara filosofis yang hendak dikaji dalam filsafat dakwah
adalah hakikat dakwah yaitu apa sebenarnya dakwah itu, maka yang dikaji adalah
sebenarnya keseluruhan dari proses komunikasi, transformasi ajaran dan
nilai-nilai Islam serta proses internalisasi, pengalaman dan pentradisian
ajaran dan nilai-nilai Islam, perubahan keyakinan, sikap dan perilaku pada
manusia dalam relasinya dengan Allah SWT, sesama manusia dan alam
lingkungannya.
Filsafat dakwah juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari
secara kritis dan mendalam tentang dakwah dan respon terhadap dakwah yang
dilakukan oleh para dai atau mubaligh, sehingga orang yang didakwahi dapat
menjadi manusia-manusia yang baik dalam arti beriman, berakhlak mulia seperti
yang diajarkan oleh islam dan pada gilirannya dapat melakukan kerja pembangunan
(islah), membangun kehidupan yang damai, harmonis dan sejahtera dalam rangka
mewujudkan kerahmatan Allah di dunia.
Dengan demikian filsafat dakwah akan mempelajari secara
kritis dan mendalam mengapa ajaran dan nilai-nilai Islam perlu dikomunikasikan,
disosialisasikan, dididikan dan diamalkan. Jadi kerja filsafat dakwah adalah
mengumpulkan pengetahuan tentang dakwah sebanyak-banyaknya, kemudian
dianalisis, dibandingkan, dikritisi untuk menemukan hakekat dakwah tersebut.
Dengan kata lain dengan mengumpulkan pengetahuan tentang
dakwah itu, diharapkan dapat memberikan jawaban secara tepat tentang apa,
mengapa, dan bagaimana dakwah tersebut. Oleh sebab, itu pembahasan filsafat
dakwah tidak dapat dilepaskan dari Allah, Islam, manusia serta lingkungan
(bumi, alam) di mana terjadi proses dakwah.
Kajian filsafat dakwah pada dasarnya membicarakan empat
aspek pokok yaitu :
Tentang apa yang harus diyakini umat islam dalam
kehidupannya. Kajian ini berkembang menjadi filsafat ketuhanan.
Tentang siapa yang meyakini Tuhan tersebut. Kajian ini
berkembang menjadi filsafat manusia.
Dimana manusia itu berada. Berkembang menjadi filsafat alam.
Bagaimana sikap dan tindak tanduk manusia baik terhadap
Tuhan, alam dan manusia itu sendiri.
Apabila kami (Shinta, Syariffudin, Slamet) dari pemakalah
menyimpulkan arti filsafat, dakwah dan filsafat dakwah dari berbagai sumber
yang kami ketahui dari internet dan buku adalah :
Filsafat dakwah memiliki dua istilah yang berbeda, baik
perbedaan dalam terminologis, sejarah lahir, maupun paradigma yang digunakan.
Filsafat muncul dan berkembang dari Yunani. Kemudian masuk ke dunia Islam.
Sedangkan dakwah lahir dan berkembang sejak manusia ada di dunia ini. Kalau
filsafat lebih mngutamakan logika dalam menangkap dan memahami dari fenomena
yang maujud, seperti Tuhan, manusia dan alam, maka dakwah Islam menekankan
aspek transmisi dan agen untuk menyuarakan ketiga aspek tersebut kepada
manusia.
Filsafat dan dakwah memiliki kesamaan objek yaitu manusia.
Dalam perumpamaan filsafat yang kita ibaratkan bagaikan dapur yang menyediakan
berbagai masakan untuk dihidangkan. Sedangkan dakwah bagaikan tukang yang
menyajikan makanan. Dengan demikian filsafat memiliki peran dalam mencari,
menemukan hakikat kebenaran sesuatu sedangkan dakwah berperan menyuarakan,
menginformasikan kebenaran. Hubungan antara filsafat dengan dakwah berkaitan
erat seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisah satu dengan yang lainnya.
Kebenaran adalah poin penting yang harus diungkap oleh ilmu
pengetahuan. Akal manusia cenderung mencari kebenaran. Maka di sini dapat
dipadukan antara kebenaran yang diinformasikan oleh Islam dengan analisa akal
akan kebenaran itu. Ada kebenaran yang datang dari Islam dan kebenaran akibat
memahami ajaran Islam
0 komentar:
Posting Komentar