Peringatan keluar halaman

Senin, 30 April 2012

Perubahan Sosial dan Komunikasi



I.                   PENDAHULUAN
Memudarnya masyarakat tradisional akan tampak jelas apabila dilihat dari tiga dimensi perubahan sosial, yaitu : dimensi struktural, dimensi cultural, dan dimensi interaksional. Melihat tiga dimensi perubahan sosial tidak berarti mengabaikan dimensi perubahan lain seperti dimensi normal dari kehidupan sosial(karakter pribadi), peristiwa dan perubahan sosial, perubahan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif, serta perubahan yang direncanakan dan diprogamkan. Kesemua dimensi perubahan tersebut nampak ada dalam suatu peristiwa memudarnya masyarakat tradisional.
Perubahan struktur pada masyarakat tradisional menrupakan akibat dari derasnya proses modernisasi dengan berbagai nilai atau tekhnologi yang ditawarkan. Unsur-unsur penting dalam modernisasi adalah adanya kepribadian yang mobilitas dan derasnya penyebaran informasi, melalui tekhnologi mass media yang canggih. [1]
Modernisasi adalah suatu proses. Modernisasi di Indonesia disebabkan objek yang terlibat adalah rakyat heterogen, terdiri dari suku-suku bangsa dengan nilai-nilai budayannya masing-masing. Heterogenitas ini menimbulkan kepekaan politik, agama, dan budaya yang sewaktu-waktu dapat mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan, mengancam kelestarian bangsa.[2]
II.                PERMASALAHAN
1.         Interelasi Perubahan Sosial dengan Komunikasi
2.         Fungsi Komunikasi dalam Konteks Perubahan Sosial




III.             PEMBAHASAN
1.         Interelasi Perubahan Sosial dengan Komunikasi
Perubahan sosial adalah Proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, sistem, sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,budaya, dan sistem sosial yang baru.[3]
Apabila perubahan sosial dilakukan dengan sengaja, atau direncanakan oleh pimpinan anggota masyarakat, yang diarahkan pada pola kehidupan masyarakat tertentu misalnya dari agraris kemasyarakat industrialis, perkembangan yang demikian merupakan perubahan yang disebut sebagai social development.[4]
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial. Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahannya melakukan perubahan.
Interelasi antara perubahan sosial dengan komunikasi yang pernah diamati oleh Goran Hedebro(1982) sebagai berikut:
a.    Teori Komunikasi mengandung makna pertukaran pesan
      Perubahan dalam masyarakat selalu ada peran dari komunikasi. Komunikasi ada pada semua usaha yang bertujuan membawa kearah perubahan.
b.   Walaupun komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, tetapi bukan alasan utama dalam perubahan sosial. Hanya saja, komunikasi merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.
c.    Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan sosial yang ada.
d.   Komunikasi adalah alat yang digunakan untuk mengawasi salah satu kekuatan penting masyarakat. Dengan kata lain, mereka berada dalamposisi mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah perubahan sosial.[5]

2.   Fungsi Komunikasi dalam Konteks Perubahan Sosial
Menurut McClelland dalam Nasution, Zulkarimen (1992) analisa yang paling orisinal dan provokatif adalah komentarnya yang berhubungan langsung dengan masalah komunikasi, yakni perihal pentingnya opini publik bagi pembangunan. Dalam pembangunan ekonomi, kekuatan yang merangkum masyarakat adalah bergerak dari tradisi yang melembaga, ke opini publik yang dapat mengakomodir perubahan, dan hubungan interpersonal yang spesifik serta fungsional.
Inkeles dan Smith dalam Jahi, Amri (1988) berpendapat bahwa komunikasi massa, pendidikan massa, dan industrialisasi merupakan beberapa cara sosialisasi yang paling penting.Menurut lerner (1958), Pye (1963), Schramm (1964) dalam Jahi, Amri (1988) mengatakan bahwa komunikasi pembangunan juga menggunakan “tetesan ke bawah”. Menurut model ini, informasi dan pengaruh mengalir dalam satu arah, dari pengirim ke penerima. Sifat ini menyebabkan pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan dari “atas ke bawah” , “pipa” , atau “pusat dan daerah” (Fett dan Schneider,1973; Galtung , 1971; Thiesenhusen, 1978) dalam Jahi, Amri (1988).
Dari berbagai ulasan yang dikemukakan, terdapat beberapa peran komunikasi dalam modernisasi, yakni :
Komunikasi persuasif akan mempengaruhi perubahan nilai-nilai, sikap men-tal, perilaku, kepribadian yang kreatif, motifasi untuk berprestasi yang sangat mendukung terwujudnya modernisasi. Komunikasi persuasif akan mempe-ngaruhi nilai budaya untuk berorientasi ke masa depan, sehingga setiap individu akan mempunyai motivasi untuk berkarya, berinovasi, bersikap hemat untuk menabung, disiplin, yang sangat berperan dalam modernisasi. Komunikasi persuasif akan mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan maupun di luar proyek pembangunan. Misalnya : Proyek penghijauan, perbaikan jalan desa, perbaikan saluran air, dsb.
Komunikasi Interaktif dalam bidang pendidikan formal dan non formal sangat berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk dapat berkarya, disiplin, bertanggung-jawab, berprestasi dan berkualitas merupakan factor yang sangat penting dalam modernisasi. Demikian pula komunikasi interaktif dalam pengasuhan di rumah tangga sangat menentukan keberhasilan generasi penerus dalam melaksanakan program-program pembangunan misalnya : melalui bacaan ceritera anak-anak yang berorientasi “N Ach”, yang biasanya dibaca pada waktu di luar jam sekolah. Komunikasi Interaktif yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat perdesaan sehingga pro-gram-program pembangunan akan bermanfaat pula bagi masyarakat per-desaan, tidak hanya bisa dinikmati oleh kalangan pembuat kebijakan.
Komunikasi melalui media massa sangat berperan dalam meningkatkan Ilmu pengetahuan dan tehnologi terhadap masyarakat untuk terwujudnya moder-nisasi. Komunikasi persuasif akan mempengaruhi para petani produsen untuk meningkatkan usaha taninya kearah agribisnis dan agrobisnis sehingga subtitusi impor meningkat, hal tersebut harus disertai pula kebijakan yang menguntungkan bagi petani sebagai perangsang untuk berproduksi, dengan demikian sangat mendukung modernisasi.
Peranan komunikasi tersebut di harapkan akan menimbulkan perubahan yang menguntungkan di berbagai bidang kehidupan : demografi, system stra-tifikasi, pemerintahan, pendidikan, system keluarga, nilai, sikap serta kepriba-dian yang sangat penting bagi proses modernisasi di Indonesia.[6]
IV.             KESIMPULAN
Perubahan Sosial adalah Proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, sistem, sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,budaya, dan sistem sosial yang baru.
Fungsi Komunikasi dalam Perubahan sosial adalah





[1] M. MunandarSoelaiman, Dinamika Masyarakat Transisi, 1998, Cet. I, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, hal. 93-94
[2] Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, Remadja Karya, 1986, Bandung, hal.63
[3] Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2008, cet.3, hal.91
[4] Soedjono, Pokok-Pokok Sosiologi sebagai Penunjang Studi Hukum, Alumni, Bandung, 1977, Cet. I, hal. 117-118
[5] Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta,2005, cet II, hal.46-47
[6] http://agriculture.upnyk.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=101:peran-komunikasi-dalam-modernisasi-di-indonesia&catid=53:2007&Itemid=88

0 komentar: